Selasa, 07 Februari 2012

Rejeki orang lain

Melihat rejeki orang lain

" Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai)bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu"
(QS Taha, 20 : 13)

Masalah rejeki, kata orang jawa "hidup itu gur sawang sinawang" yang artinya hidup itu cuma saling lihat melihat, saling membandingkan satu sama lain. Ibaratnya "rumput tetangga selalu lebih hijau". Jarang sekali kita puas dengan kehidupan kita, jarang sekali kita mensyukuri rejeki yang ada pada kita, kita hanya sibuk membandingkan dan terus membandingkan. Padahal membandingkan tidak akan pernah selesai.

Padahal kita dianjurkan untuk selalu berlomba-lomba dalam kebajikan. tapi kenyataannya? Kenyataannya kita lebih banyak sibuk berlomba dalam mencari materi, dan tidak pernah puas. punya kerjaan, ingin mobil. punya mobil, ingin rumah. punya rumah , ingin sekolah yang lebih bagus untuk anak, punya semuanya, ingin jalan-jalan ke luar negeri.setelah jalan-jalan, ingin punya villa di sana. pertanyaannya, kapan selesainya?

" kamu telah dilalaikan oleh kemewahan hingga kamu masuk ke liang kubur" (QS At-Takasur 1;2)

Ya, mencari kemewahan itu hanya akan berhenti setelah masuk liang kubur, artinya manusia tidak akan pernah puas mencari kemewahan untuk dirinya sendiri. tidak akan pernah puas,maka banyak-banyaklah bersyukur dan jadikan ridha Allah sebagai tujuan akhir, insya Allah kita akan merasa cukup, karena bukankah sesuai ayat awal tadi bahwa kenikmatan yang diberikan kepada beberapa golongan itu hanyalah bunga kehidupan dunia, dan kesenangan itu justru merupakan ujian dari Allah untuk kita, apakah kita akan iri, dengki, kikir, berbuat maksiat dengan kekayaan yang berlimpah. ataukah kita akan berusaha zuhud, berhati-hati dari berbuat riya, bersyukur dengan bersedekah?

kita yang memutuskan, dan kita tidak akan bisa memutuskan berbuat baik selain dengan pertolongan Allah. maka banyak-banyaklah meminta pertolonganNya dan sisakan hati dan waktu kita untuk berhenti dan bersyukur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar